EVALUASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS BEDAH DIGESTIF DAN KAITANNYA DENGAN INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO) DI RSUP FATMAWATI

Authors

  • Wahyuningrum Bekti Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia
  • R Hesty Utami Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia
  • Sarnianto Prih Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia
  • Niken Magdalena RSUP Fatmawati, Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.36423/pharmacoscript.v8i1.1954

Keywords:

Antibiotik Profilaksis, Bedah Digestif, Infeksi Daerah Operasi, Defined Daily Dose, Gyssens

Abstract

Penggunaan antibiotik profilaksis dalam tindakan bedah dilakukan untuk mengurangi kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO), diperlukan evaluasi berkala untuk dapat membuat pedoman penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik pasien dan kesesuaian pemberian antibiotik profilaksis bedah digestif dan bagaimana pengaruhnya dengan IDO serta analisis DDD dan Gyssens di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Metode penelitiannya adalah deskriptif cross sectional dengan data retrospektif dari rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi, dilakukan dengan menilai karakteristik pasien, kesesuaian pemberian antibiotik profilaksis,  serta Defined Daily Dose (DDD) dan Gyssens periode Januari-Desember 2021. Hasil penelitian dari sampel 112 pasien didapatkan IDO sebanyak 8 pasien. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis operasi (ρ-value 0,018) dengan kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO). Pada analisis kesesuaian antibiotik profilaksis dan kaitannya dengan Infeksi Daerah Operasi (IDO) yang mempunyai hubungan bermakna adalah jenis operasi  bersih terkontaminasi dan terkontaminasi (ρ-value 0,008) dan waktu pemberian antibiotik profilaksis    (ρ-value 0,020). Jenis operasi yang diteliti adalah bersih terkontaminasi dan terkontaminasi. Analisis lanjutan Post Hoc Bonferroni pada jenis operasi dan waktu pemberian antibiotik terdapat perbedaan bermakna baik yang sesuai, tidak sesuai serta tidak ada antibiotik (ρ-value kurang dari 0,05). Hasil dari DDD didapatkan untuk profilaksis 5,77 DDD/100 hari rawat, empiris 50,3 DDD/100 hari rawat, definitif 3,77 DDD/100 hari rawat. Hasil evaluasi Gyssens yang tertinggi yaitu untuk antibiotik profilaksis dengan kategori terbanyak adalah kategori I sebesar 58,9 %, empiris kategori 0 (tepat dan rasional)  sebanyak 40,9%,  antibiotik definitif dengan kategori terbanyak adalah kategori 0 (tepat dan rasional) sebesar 60%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis operasi bersih terkontaminasi dan terkontaminasi dan waktu diberikannya antibiotik profilaksis dapat menurunkan angka Infeksi Daerah Operasi (IDO).

References

Amelia, K., & Komar, H. (2019). Kajian Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis Hubunganya dengan Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) pada Pasien Bedah Digestif. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 6(3), 186. Tersedia dari: https://doi.org/10.25077/jsfk.6.3.186-190.2019

Andreasen, J. O., Jensen, S. S., Schwartz, O., & Hillerup, Y. (2006). A Systematic Review of Prophylactic Antibiotics in the Surgical Treatment of Maxillofacial Fractures. Journal of Oral and Maxillofacial Surgery, 64(11), 1664–1668. Tersedia dari: https://doi.org/10.1016/j.joms.2006.02.032

Asrawal, A., Summary, R., Hasan, D., & Daniel, D. (2019). Faktor Risiko Terjadinya Infeksi Daerah Operasi pada Pasien Bedah Orthopedi di RSUP Fatmawati Periode Juli-Oktober 2018. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 6(2), 104. Tersedia dari: https://doi.org/10.25077/jsfk.6.2.104-112.2019

Bratzler, D. W., Dellinger, E. P., Olsen, K. M., Perl, T. M., Auwaerter, P. G., Bolon, M. K., Fish, D. N., Napolitano, L. M., Sawyer, R. G., Slain, D., Steinberg, J. P., & Weinstein, R. A. (2013). Clinical Practice Guidelines for Antimicrobial Prophylaxis in Surgery. Surgical Infections, 14(1), 73–156. Tersedia dari: https://doi.org/10.1089/sur.2013.9999

Erdani, F., Novika, R., & Ramadhana, I. F. (2021). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Profilaksis terhadap Kejadian Infeksi Luka Operasi pada Operasi Bersih dan Bersih Terkontaminasi di RSUD dr Zainoel Abidin. Journal of Medical Science, 2(1), 21 – 28. Tersedia dari: https://doi.org/10.55572/jms.v2i1.37

Fatmawati, R. (2019). Pedoman Penggunaan Antibotik Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta.

Fatmawati, R. (2020). Laporan Healthcare-associated Infections (HAI) Tahun 2020.

Firdaus, Y. V., Jaelani, A. K., Herawati, F., & Yulia, R. (2021). Evaluasi penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah ortopedi di Rumah Sakit Bangil. Intisari Sains Medis, 12(2), 407–414. Tersedia dari: https://doi.org/10.15562/ism.v12i2.948

Fitratiara, D., Puspitasari, I., & Nuryastuti, T. (2022). Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Antibiotik Profilaksis Terhadap Kejadian Infeksi Luka Operasi Pada Pasien Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit Tipe B Kabupaten Sleman. Majalah Farmaseutik, 18(2), 211–219. Tersedia dari: https://doi.org/10.22146/farmaseutik.v1i1.63691

Glen, S. (2020). Post Hoc Definition and Types of Tests. https://www.statisticshowto.com/probability-and-statistics/statistics-definitions/post-hoc/#PHbonferroni. Diakses tanggal: 5 Mei 2024

Healthcare Improvement Scotland SIGN. (2014). Antibiotic Prophylactic in Surgery. SIGN Publication. Tersedia dari: https://www.sign.ac.uk/our-guidelines/

Herdianti, C. D., Primariawan, R. Y., Rusiani, D. R., & Soeliono, I. (2020). Evaluasi Penggunaan Antibiotik menggunakan Indeks ATC/DDD dan DU90% pada Pasien Operasi TAH BSO dengan Infeksi Daerah Operasi: Studi Retrospektif di RSUD Dr. Soetomo. Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 7(3), 188. Tersedia dari: https://doi.org/10.25077/jsfk.7.3.188-193.2020

Jannah, M., Kamsani, S. R., & Ariffin, N. M. (2021). PERKEMBANGAN USIA DEWASA : TUGAS DAN HAMBATAN PADA KORBAN KONFLIK PASCA DAMAI. Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak, 7(2), 114. Tersedia dari: https://doi.org/10.22373/bunayya.v7i2.10430

Katzung, B. ., Masters, S. ., & Trevor, A. . (2014). Farmakologi Dasar dan Klinik. In R. Soeharsono, P. Heriyanto, M. Iskandar, & H. Octavius (Eds.), Penerbit Buku Kedokteran EGC (12th ed.). Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2017 Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._27_ttg_Pedoman_Pencegahan_dan_Pengendalian_Infeksi_di_FASYANKES_.pdf

Kementerian Kesehatan RI. (2021). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. https://farmalkes.kemkes.go.id/unduh/permenkes-28-2021/

Khan, H. A., Baig, F. K., & Mehboob, R. (2017). Nosocomial infections: Epidemiology, prevention, control and surveillance. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine, 7(5), 478–482. Tersedia dari: https://doi.org/10.1016/j.apjtb.2017.01.019

Kurnia, A., Tripriadi, E. S., & Andrini, F. (2015). Gambaran Penderita Infeksi Luka Operasi Pada Pasien Pasca Operasi Bersih (Clean) Di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Oktober-Desember 2013. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Kedokteran Riau, 2(2), 1–15. Tersedia dari: https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFDOK/article/view/6448

Masyrifah, M., Andrajati, R., & Yudhorini, L. T. Y. (2022). Qualitative Evaluation of Antibiotics Use with Gyssens Method in Sepsis Patients at Fatmawati Central General Hospital Jakarta. Pharmaceutical Sciences and Research, 9(2), 67–80. Tersedia dari: https://doi.org/10.7454/psr.v9i2.1259

Nisak, N. A., Yulia, R., Hartono, R., & Herawati, F. (2022). Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Bedah Bersih Terkontaminasi di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Jurnal Pharmascience, 9(2), 1–10. Tersedia dari: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/41576

Octavianty, C., Yulia, R., Herawati, F., & Wijono, H. (2021). Profil Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah di Salah Satu RS Swata Kota Surabaya. MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 20(3), 168–172. Tersedia dari: https://doi.org/10.14710/mkmi.20.3.168-172

Primaya, R. S. (2024). Laparoskopi, Bedah Minim Sayatan. Primaya Hospital. https://primayahospital.com/teknologi/bedah-laparoskopi/#:~:text=Laparoskopi%2C Bedah Minim Sayatan,teropong kamera ke dalam perut. Diakses tanggal 5 Mei 2024

Rivai, F., Koentjoro, T., & Utarini, A. (2013). Determinan Infeksi Luka Operasi Pascabedah Sesar. Kesmas: National Public Health Journal, 8(5), 235. Tersedia dari: https://doi.org/10.21109/kesmas.v8i5.390

Rosdiana, D., Anggraini, D., Balmas, M., Effendi, D., & Bet, A. (2018). Peningkatan Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pasca Implementasi Kebijakan Penggunaan Antimikroba di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Nomor 1, 36–40. Tersedia dari: https://doi.org/10.21776/ub.jkb.2018.030.01.7

Setiadi, A., Sumarny, R., Hasan, D., & Rianti, A. (2021). Analisis Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis dan Faktor Risiko Infeksi Daerah Operasi pada Pasien Bedah Apendisitis Di RS X. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(2), 1558. Tersedia dari: https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i2.5392

Sihite, E. N., Ramadhan, A. M., & Samsul, E. (2021). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Secara Kuantitatif dan Kualitatif Pada Pasien Bedah Digestif di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, 14, 214–221. Tersedia dari: https://doi.org/10.25026/mpc.v14i1.552

Sunarto, R. (2010). Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pembedahan. Fakultas Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

WHO (World Health Organization). (2002). Prevention of Hospital-acquired infection (G. Ducel, J. Fabry, & L. Nicolle (eds.); 2nd ed.). World Health Organization WHO. Tersedia dari: https://iris.who.int/handle/10665/67350

Yuda, A. (2017). Deteksi Dini 31 Penyakit Bedah Saluran Cerna (Digestif (1st ed.). Rapha Publishing.

Downloads

Published

2025-02-24