PRODUCTIVITY OF NEW ZEALAND WHITE RABBITS WITH DIFFERENT FEEDING OF FIBER SOURCE

Penulis

  • Nur Fikhi Yuliyanto Universitas Diponegoro
  • Endang Purbowati Universitas Diponegoro
  • Retno Adi Winarti Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.36423/baar.v1i2.270

Abstrak

Kelinci New Zealand White (NZW) adalah ternak pseudoruminan dengan pakan yang diberikan umumnya berupa hijauan dengan kandungan serat kasar tinggi, hal ini menyebabkan kelinci menghasilkan produktivitas rendah karena tidak bisa mencerna serat kasar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui produktivitas kelinci NZW yang diberi sumber serat berbeda. Materi penelitian ini berupa 21 ekor kelinci NZW jenis kelamin unsex umur 2 bulan dengan bobot badan awal rata-rata 1.686,05 ± 246,97 g (CV=14,64%). Pakan yang diberikan berupa sumber serat yang berbeda. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 7 ulangan. Perlakuan pakan tersebut adalah T1 (sumber serat kulit kopi 8%), T2 (sumber serat kulit kopi 4% dan kulit kacang tanah 4%) dan T3 (sumber serat kulit kacang tanah 8%). Parameter yang diukur yaitu pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi bahan kering (BK), konsumsi protein kasar (PK), konsumsi energi dan konversi pakan. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua parameter yang diukur tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan pakan. Nilai rata-rata PBBH 14,28 g/ekor, konsumsi BK = 94,97 g/ekor/hari, konsumsi PK = 16,51 g/ekor/hari, konsumsi energi = 427,17 kal/g/eor/hari dan konversi pakan 5,13. Kesimpulan penelitian ini adalah produktivitas kelinci New Zealand White dengan sumber serat berbeda berupa kulit kopi, kulit kacang tanah serta campuran kulit kopi dan kulit kacang tanah relatif sama.Kata Kunci: produktivitas, kulit kopi, kulit kacang tanah.

Referensi

Cheeke, P. R. N. M. Patton and G. G. Tempeleton. 1982. Rabbit Production. 5th Ed. The Interstates Printers and Publisher Inc.

Dwiyanto, K., R. Sunarlin dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas preferensi daging kelinci. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10): 427-430.

Harnowo, D., A. A. Rahmianna dan H. Pratiwi. 2015. Budidaya Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Bogor.

Hidayat dan T. Akbarillah. 2009. Palatabilitas beberapa hijaun pakan pada kelinci. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 4(1): 11-16.

Iskandar, T. 2005. Beberapa penyakit penting pada kelinci di Indonesia. Prosiding Lokakarya Nasional Potensi dan Peluang Pengembangan Usaha Kelinci. Bandung. 30 September 2005. 168-175.

Kartadisastra, H. R. 1997. Beternak Kelinci Unggul. Kanisius. Yogyakarta.

Marhaeniyanto, E., S. Rusmiwari dan S. Susanti. 2015. Pemanfaatan daun kelor untuk meningkatkan produksi ternak kelinci New Zealand White. Buana Sains. 15 (2): 119-126.

Maryani, A., D. Kadaya dan E. Dihansih. 2015. Performa produksi kelinci lokal yang diberikan pakan tambahan tepung daun sirsak (Annona muricata l) dan zeolit. Jurnal Peternakan Nusantara. 1 (1): 17-24.

Masanto, R dan A. Agus. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mathius, I. W., A. P. Sinurat., D. M. Sitompul., B. P. Manurung dan Azmi. 2006. Pengaruh bentuk dan lama penyimpanan terhadap kualitas dan nilai biologis pakan komplit. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Balai Penelitian Ternak. Bogor. Hal 57-66.

Nugroho, S. S., S. P. S. Budhi dan Panjono. 2012. Pengaruh penggunaan konsentrat dalam bentuk pelet dan mash pada pakan dasar rumput lapangan terhadap palatabilitas dan kinerja produksi kelinci jantan. Buletin Peternakan. 36 (1): 169-173.

Nuriyasa, I. M., I. M. Mastika., A. W. Puger., E. Puspani dan I. W. Wirawan. 2013. Performans kelinci lokal (Lepus Nigricollis) yang diberi ransum dengan kandungan energy berbeda. Majalah Ilmiah Peternakan. 16 (1): 12-17.

Putra, I. G. M dan N. S. Budiasana. 2006. Kelinci Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sarwono, B. 2001. Kelinci Potong dan Hias. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Syamsu, J. A., K. Mudikjo dan E. G. Sa’id. 2003. Daya dukung limbah pertanian sebagai sumber pakan ternak ruminansia di Indonesia. Wartazoa. 13: 30-37.

Utami, A. D., R. Dewani dan Sudiyono. 2014. Pengaruh penambahan klobot jagung segar dalam pakam terhadap performa karkas kelinci peranakan New Zealand White jantan. Buletin Peternakan. 38 (2): 90-94.

Wardhana, R. P., F. D. Satrya., Sudiyono dan R. Dewanti. 2014. Pengaruh penggunaan klobot jagung segar dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik serta produksi karkas kelinci peranakan New Zealand White jantan. Buletin Peternakan. 38 (3): 150-156.

Whendrato, I dan I. M. Madyana. 1986. Beternak Kelinci secara Populer. Eka Offset. Semarang.

Wicaksono, P. P., Y. B. P. Subagyo dan Lutojo. 2008. Pengaruh suplementasi getah pepaya (Carica papaya) dalam ransum terhadap perform kelinci New Zealand White jantan. Jurnal Biofarmasi. 6(1): 16-21.

Zainuddin, D dan T. Murtisari. 1995. Penggunaan limbah kopi agroindustri buah kopi (kulit buah kopi) dalam ransum ayam pedaging (Broiler). Pros. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyaluran Hail Penelitian. Sub Balai Penelitian Klep, Puslitbang Peternakan. Bogor. 71-78.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2019-10-03