Kualitas Ransum Itik Magelang pada Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif terhadap Bobot Badan dan Produksi Telur
DOI:
https://doi.org/10.36423/baar.v1i1.164Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengkaji dan mengevaluasi kualitas ransum Itik Magelang pada pemeliharaan intensif maupun semi intensif terhadap bobot badan dan produksi telur. Ternak yang digunakan berupa Itik Magelang sebanyak 40 ekor terdiri atas 20 ekor (intensif) dan 20 ekor (semi intensif). Metode penelitian secara experimental farm melalui survey lokasi peternakan, pemeliharaan Itik Magelang (intensif dan semi intensif), serta evaluasi produksi. Parameter yang diukur yaitu kualitas ransum, bobot badan dan produksi telur Itik Magelang. Data dianalisis menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan nyata, antara kualitas ransum pemeliharaan intensif dengan semi intensif terhadap bobot badan dan produksi telur Itik Magelang. Rataan bobot badan Itik Magelang pada pemeliharaan intensif lebih tinggi sebesar 1,90 kg dibandingkan semi intensif sebesar 1,72 kg. Produksi telur itik Magelang pada pemeliharaan intensif lebih tinggi sebanyak 347 butir dibandingkan pemeliharaan semi intensif sebanyak 125 butir. Dapat disimpulkan ransum Itik Magelang pada sistem pemeliharaan intensif memiliki kualitas lebih tinggi dari ransum pada sistem pemeliharaan semi intensif. Kualitas ransum pada sistem pemeliharaan intensif itik Magelang akan berdampak positif pada peningkatan bobot badan dan produksi telur yang dihasilkan jika dibandingkan dengan sistem pemeliharaan semi intensif.Kata Kunci: Itik Magelang, intensif, semi intensif, bobot badan, produksi telur.Referensi
Adzitey, F. and S.P. Adzitey. 2011. Duck production: Has a potential to reduce poverty among rural households in Asian communities – A Review. J. World's Poult. Res. 1(1): 7-10
BPTP Sumatera Selatan. 2002. Pemeliharaan Ternak Itik secara Intensif. Lembar Informasi Pertanian. No.06/SR/2002.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, 2013. Itik Magelang sebagai itik lokal Indonesia.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, 2015. Populasi Unggas menurut Kecamatan dan Jenis Unggas, 2012 - 2015 (ekor).
Kementrian Pertanian. 2013. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 701/Kpts/PD.410/2/2013 tentang Penetapan Rumpun Itik Magelang. Kementrian Pertanian. Jakarta.
Kolluri, G., N. Rammamurthy, R. Richard, A. Sundaresan and G. Gawdaman. 2015. Carcass Studies in Native Ducks Reared Under Different Housing Systems. Ind.J. Vet. & Anim. Sci. Res. 44 (1): 1 – 11.
Komarudin, Rukmiasih and P.S. Hardjosworo. 2008. Performa Produksi Itik berdasarkan Kelompok Bobot Tetas Kecil, Besar dan Campuran. Di dalam: Inovasi Teknologi Mendukung Pengembangan Agribisnis Peternakan Ramah Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 11-12 November 2008. p.604-610.
Liu, B.Y., Wang, Z.Y., Yang, H.M., Wang, J.M., Xu, D., Zhang, R and Wang, Q. 2011. Influence of rearing system on growth performance, carcass traits, and meat quality of Yangzhou geese. Poultry Science, 90: 653–659.
Lokapirnasari, W. P., M. Lamid dan H. Setyono. 2009. Rekayasa Nutrien High Quality Feed (HFQ) untuk Meningkatkan Efisiensi Pakan, Kualitas Produksi dan Sistem Imunitas pada Ayam Petelur yang di Vaksin AI. Laporan Penelitian Strategis Nasional Cluster Kesehatan, Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya.
Nurjanah, S. Yanto dan Patang. 2017. Pemanfaatan keong mas (Pomacea canaliculata L) dan limbah cangkang rajungan (Portunus pelagicus) menjadi pakan ternak untuk meningkatkan produksi telur itik. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian. 3: 137 – 147.
Pingel, H. 2009. Waterfowl production for food security. Proceedings, The 4th World Waterfowl Conference. Thrissur, India, 11- 13 November 2009. p.5-15
Prasetyo. H.L., Pius. P. Ketaren, A.R. Setioko, A. Suparyanto, E. Juarini. Triana Susanti dan Soni Sopiyana. 2010. Panduan Budidaya dan Usaha Itik. Balai Penelitian Ternak. PetunjukTeknis.
Purba, M., P.S. Hardjosworo, L.H. Prasetyo and D.R. Ekastuti. 2005. Pola rontok bulu itik Alabio betina dan Mojosari serta hubungannya dengan kadar lemak darah (trigliserida), produksi dan kualitas telur. J. Ilmu Ternak . Vet. 10(2): 96-105.
Salendu. A.H.S. 2012. Integrasi ternak Itik-Padi dalam Menunjang Ketahanan Pangan di Sulawesi Utara. Prosiding Seminar Nasional Peternakan Berkelanjutan 4. Jatinangor, 7 November 2012. p.78-83.
SNI 01-4227-1996.1996. Bungkil Kedelai Bahan Baku Pakan. Badan Standarisasi Nasional
SNI 01-3910-2006.2006. Pakan Itik Bertelur (Duck Layer). Badan Standarisasi Nasional.
Sreenath K., Bhaskaran and P. Kannapan. 2015. Nutritional compositiom of four different species of Azolla. European Journal of Experimental Biology. 5(3): 6 – 12.
Sujatha, T., A. Kundu,., S. Jeyakumar and M.S. Kundu. 2013. Azolla Suplementation: Feed Cost Benefit in Duck Ration in Andaman Islands. Tamilnadu J. Veterinary & Animal Sciences. 9 (2): 130 – 136.
Susanti. T dan L.H. Prasetyo. 2007. Panduan Karakterisasi Ternak Itik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.
Tumanggor, B.G, D.M. Suci dan S. Suharti. 2017. Kajian Pemberian Pakan pada Itik dengan Sistem Pemeliharaan Intensif dan Semi Intensif di Peternakan Rakyat. Buletin Makanan Ternak. 104 (1): 21 – 29.
Wang, K.H., Shi, S.R., Dou, T.C and Sun, H.J. 2009. Effect of a free-raising system on growth performance, carcass yield, and meat quality of slow-growing chicken. Poultry Science, 88: 2219-2223.