Kajian Pengaruh Fermentasi Kulit Kacang Tanah Amoniasi Menggunakan Starter Aspergillus niger terhadap Kandungan Selulosa, Hemiselulosa dan Lignin
DOI:
https://doi.org/10.36423/baar.v2i2.249Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perlakuan perbedaan lama fermentasi menggunakan Aspergillus niger setelah dilakukan proses amoniasi pada kulit kacang terhadap kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perbedaan lama peram proses fermentasi 0 hari (T0), 5 hari (T1), 10 hari (T2) dan 15 hari (T3). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh (P<0,05) lama fermentasi terhadap kandungan selulosa dan lignin dan tidak berpengaruh terhadap kandungan hemiselulosa. Kandungan selulosa dan hemiselulosa menurun sampai lama peram 15 hari (33,93%) dan (8,96%). Kandungan lignin meningkat sampai lama peram 15 hari (30,85%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan lama fermentasi dapat meningkatkan kualitas kulit kacang tanah amoniasi. Perlakuan terbaik terjadi pada lama fermentasi 15 hari.References
Chang, S.T. dan T.H. Quimio.1981. Tropical Mushrooms Biological Nature and Cultivation Methodes. The Chinese University Press, Hongkong.
Junior, L. K. P., D. A. Swastini dan N. P. E. Leliqia. 2015. Pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit kacang tanah dengan metode maserasi terhadap profil lipid pada tikus Sprague Dawley diet lemak tinggi. Jurnal Farmasi. 4 (1): 18 - 25.
Komar, A. 1984. Teknologi Pengolahan Jerami Sebagai Makanan Ternak. Cetakan Pertama. Yayasan Dian Grahita, Bandung.
Pelczar, M dan E.C.S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.
Prasetya, D.E. 2009. Pengaruh Level Biofad sebagai Starter Mikrobia dan Lama Fermentasi terhadap Penurunan Komponen Serat Ampas Tebu Amoniasi. Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan)
Prastyawan, R.M., B.I.M. Tampoebolon dan S. Surono. 2012. Peningkatan kualitas tongkol jagung melalui teknologi amoniasi fermentasi (amofer) terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik serta protein total secara in vitro. J. Animal Agriculture. 1 (1): 611-621.
Retnani, Y., I.G. Permana, N.R. Kumalasari dan Taryati. 2015. Teknik Membuat Biskuit Pakan Ternak dari Hasil samping Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rosningsih, S. 2004. Pengaruh fermentasi dengan Aspergillus niger terhadap kandungan nutrient dan kecernaan protein in vitro kulit kacang tanah sebagai sumber bahan pakan berserat. Buletin Peternakan. 28 (4): 155-161.
Saha, B.C. 2003. Hemicelluse Bioconversion. J. Ind. Microbiol. Biotechnol. 30 (5): 279–291.
Schuster, E., N.D. Coleman dan Frisvad. 2002. On Savety of Aspergillus niger. Appl. Microbial Biotechnol. 4 (59): 426-435.
Setyoko, H. dan B. Utami. 2016. Isolasi dan Karakterisasi Enzim Selulase Cairan Rumen Sapi untuk Hidrolisis Biomassa. Dalam : Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning.13 (1): 863-867.
Srigandono, B. 1989. Rancangan Percobaan. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. 140 hlm.
Sumarsih, S., C.I. Sutrisno dan E. Pangestu. 2007. Kualitas nutrisi dan kecernaan daun eceng gondok amoniasi yang difermentasi dengan Trichoderma viride pada berbagai lama pemeraman secara In vitro. Indonesian J. Tropical Animal Agricultural. 32 (3): 257–261.
Tampoebolon, B.I.M., B.W.H.E. Prasetiyono dan S. Mukodiningsih. 2019. The effect of fermentation with different times of corn husk which has obtained ammoniation treatment in the production of VFA-NH3 by in vitro digestibility. Dalam : IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. IOP Publishing Lth., England. 247 (1): 012073.
Van Soest, P.J. 1994. Nutritional Ecology of Ruminant; Ruminant Metabolism, Nutritional Strategies, The Cellulolytic Fermentation and The Chemistry of Forages and Plant Fibers. Second Edition. Cornell University Press, Ithaca.
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardiaz. 1984. Pengantar Teknologi Pangan. PT. Gramedia, Jakarta.
