Perbandingan Penggunaan Mesin Tetas Dalam Penetasan Telur Burung Puyuh (Coturnix Coturnix Japonica)

Penulis

  • Shidiq Pradana Putra Universitas Islam Batik Surakarta
  • Lusia Risyani Universitas Muhammadiyah Karanganyar
  • Adib Norma Respati Politeknik Negeri Jember
  • Bagus Andika Fitroh Universitas Islam Batik Surakarta
  • Abdul Hakim Universitas Islam Batik Surakarta
  • Andri Haryono Awalokta Universitas Islam Batik Surakarta
  • Budi Utomo Politeknik Negeri Jember

DOI:

https://doi.org/10.36423/baar.v6i2.1525

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya tetas masin tetas statis tanpa melakukan proses pemutaran telur dengan mesin tetas manual yang melakukan proses pemutaran telur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021, di Sanggrahan RT01 RW07, Kelurahan Krajan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. Penelitian menggunakan dua buah mesin tetas manual dan sumber pemanas menggunakan lampu pijar dengan daya 5 watt 375 lumen. Mesin tetas diatur dengan suhu 37,5 C dan kelembaban 55-70%. Telur burung puyuh yang digunakan sebanyak 170 butir.  Mesin tetas manual menggunakan metode statis yaitu telur diletakkan berdiri secara vertikal dengan bagian lancip berada dibagian bawah sehingga tidak dilakukan proses pemutaran telur. Mesin tetas manual dilakukan pembalikan telur dua kali dalam satu hari secara manual menggunakan tangan. Proses penetasan berlangsung selama 18 hari. Hasil penelitian menunjukkan, telur yang fertil yang ditetaskan dengan mesin tetas statis mencapai 65,8 % sedangkan dengan mesin tetas manual mencapai 67 %. Mortalitas yang ditetaskan dengan mesin tetas statis mencapai 37,5 % sedangkan dengan mesin tetas manual 31,5 %. Daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan menggunakan mesin tetas statis sebesar 62,5 %, sedangkan daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan dengan mesin tetas manual mencapai 68,5 %.   Daya tetas telur burung puyuh yang ditetaskan menggunkan mesin tetas statis tanpa melakukan proses pemutaran telur lebih rendah 6% dibandingkan telur burung puyuh yang ditetaskan dengan mesin tetas manual dengan proses pemutaran telur, namun waktu dan tenaga penggunaan mesin tetas statis lebih efisien karena tidak perlu melakukan pemutaran telur. Kata kunci : Mesin tetas manual, Mesin tetas statis, Burung puyuh.

Referensi

Agromedia. 2002. Puyuh Si Mungil yang Penuh Potensi. Agromedia Pustaka, Jakarta

Fathurohman, R., Bakar, A., and Fitria, L. 2014. Analisis kelayakan usaha peternakan burung puyuh di Daerah Pasir Kawung Cileunyi Kabupaten Bandung. Reka Integra, 02(03), 1–12. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekaintegra/article/view/534

Listiyowati, E. dan Kinanti R., 2009. Beternak Puyuh Secara Komersial. Panebar Swadaya. Jakarta

Mariani, Y., Kartika, N. M. A., dan Hamzani, M. A. 2021. Pengaruh Suhu Penetasan Terhadap Fertilitas, Mortalitas Dan Daya Tetas Telur Ayam Kampung (Gallus domesticus) Pada Inkubator. AGRIPTEK (Jurnal Agribisnis Dan Peternakan), 1(1), 23–28. https://doi.org/10.51673/agriptek.v1i1.611

Napirah and Has. 2017. Pengaruh Lama Penyimpanan Terhadap Fertilitas dan Daya Tetas Telur Ayam Kampung Persilangan. Prosiding Seminar Nasional Riset Kuantitatif Terapan Universitas Halu Oleo.

Nawawi, M. Z., Rahmat, R. F., and Syahputra, M. F. 2015. Klasifikasi Telur Fertil dan Infertil Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Multilayer Perceptron Berdasarkan Ekstraksi Fitur Warna dan Bentuk. Jurnal Teknologi Informasi Dan Komunikasi, 4(2), 100–109.

Pramono, R. 2004. Performans reproduksi dan munculnya kaki pengkor pada puyuh di beberapa peternakan puyuh kota Bengkulu. Skripsi. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian UNIB, Bengkulu. (tidak dipublikasikan).

Paimin, Farry B. 2011. Membuat dan Mengelola Mesin Tetas. Penebar Swadaya Bogor.

Quanta, R., Kurtini, T., and Riyanti. 2016. Pengaruh Larutan Jeruk Nipis Dan Gula Pada Dosis Berbeda Sebagai Bahan Penyemprot Terhadap Daya Tetas Telur Itik Tegal. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(2), 143–148.

Rahmawati, D. F., Arifin, M., and M. Sihite. 2021. Pengaruh Letak Telur pada Mesin Tetas terhadap Persentase Fertilitas, Kematian Embrio dan Dead in Shell. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Dan Pendidikan Vokasi Pertanian, 2(1), 140–150. https://doi.org/10.47687/snppvp.v2i1.179.

Surapati. A., R.S. Rinaldi., dan O. Wahyudi. 2020. Perancangan mesin tetas telur otomatis menggunakan sensor suhu dan sensor udara. Jurnal Amplifier, 10(1): 21-27.

Suryani, N., N. Suthama and H.I., Wahyuni. 2012. Fertilitas Telur dan Mortalitas Embrio Ayam Kedu Pebibit yang Diberi Ransum dengan Peningkatan Nutrien dan Tambahan Sacharomyces cerevisiae. Animal Agricultural Journal, 1(1), 389-404.

Syaichuddin. 2019. Mesin Tetas Statis Hemat Listrik Tanpa Bolak Balik Telu https://mesin-tetas-statis.blogspot.com/2019/12/mesin-tetas-tanpa-bolak-balik.html?m=1 (diakses 25 november 2021).

W.S. Mada Sanjaya, Sri Maryanti, Cipto Wardoyo, Dyah Anggraeni, Muhammad Abdul Aziz, Lina Marlina, Akhmad Roziqin, and Astuti Kusumorini. 2018. The Development of Quail Eggs Smart Incubator for Hatching System based on Microcontroller and Internet of Things (IoT). International Conference on Information and Communications Technology: 407-411.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2024-09-30